PERCAYAKAH Anda, bahwa kita bisa menurunkan berat badan hanya dengan tertidur nyenyak? Meski terdengar tak meyakinkan, nyatanya menurut penelitian terbaru, para ilmuwan di Universitas Chicago menyatakan bahwa tidur nyenyak pada malam hari memang bisa mengurangi berat badan.
Menurut mereka, hal itu karena tidur malam yang cukup dinilai bisa mengurangi rasa lapar. Hasil penelitian mereka ini telah dimuat di jurnal Annals of Internal Medicine edisi Oktober 2010. Penelitian ini yang melibatkan 10 sukarelawan berusia 35-49 tahun dengan berat badan yang bervariasi yang diminta menjalani diet kalori.
Para sukarelawan menjalani dua tahap uji coba. Pada tahap pertama, selama dua minggu mereka diharuskan tidur malam selama 8,5 jam untuk mendapatkan rata-rata waktu tidur 7 jam 25 menit. Pada tahap kedua, mereka juga menjalami dua minggu dengan hanya boleh tidur selama 5,5 jam dengan rata-rata waktu tidur 5 jam 14 menit. Hasilnya menunjukkan para sukarelawan mengalami penurunan berat badan sekitar 3 kg selama 14 hari dengan cukup waktu tidur. Ditemukan, bahwa hampir separuh dari berat badan mereka yang hilang ternyata adalah lemak. Waktu tidur yang cukup juga membantu mengontrol rasa lapar
Kadar rata-rata ghrelin, hormon yang memicu rasa lapar dan mengurangi keluarnya energi juga tidak berubah saat para sukarelawan tidur selama 8,5 jam. Namun, ketika mereka hanya tidur selama 5,5 jam, kadar ghrelin mereka pun naik dalam waktu dua minggu. Para sukarelawan juga mengikuti diet rendah kalori dengan membatasi asupan kalori hingga 90 persennya untuk menjaga berat badan tanpa disertai olahraga.
Direktur penelitian dan asisten profesor di Universitas Chicago Plamen Penev mengatakan, “Jika tujuan Anda memang untuk mengurangi berat badan, melewatkan waktu tidur justru akan merugikan. Cukupnya waktu tidur terbukti menjanjikan penurunan berat badan dengan menghilangkan lemak tanpa olahraga sebesar 55 persen.” (Pri/OL-06)
Menurut mereka, hal itu karena tidur malam yang cukup dinilai bisa mengurangi rasa lapar. Hasil penelitian mereka ini telah dimuat di jurnal Annals of Internal Medicine edisi Oktober 2010. Penelitian ini yang melibatkan 10 sukarelawan berusia 35-49 tahun dengan berat badan yang bervariasi yang diminta menjalani diet kalori.
Para sukarelawan menjalani dua tahap uji coba. Pada tahap pertama, selama dua minggu mereka diharuskan tidur malam selama 8,5 jam untuk mendapatkan rata-rata waktu tidur 7 jam 25 menit. Pada tahap kedua, mereka juga menjalami dua minggu dengan hanya boleh tidur selama 5,5 jam dengan rata-rata waktu tidur 5 jam 14 menit. Hasilnya menunjukkan para sukarelawan mengalami penurunan berat badan sekitar 3 kg selama 14 hari dengan cukup waktu tidur. Ditemukan, bahwa hampir separuh dari berat badan mereka yang hilang ternyata adalah lemak. Waktu tidur yang cukup juga membantu mengontrol rasa lapar
Kadar rata-rata ghrelin, hormon yang memicu rasa lapar dan mengurangi keluarnya energi juga tidak berubah saat para sukarelawan tidur selama 8,5 jam. Namun, ketika mereka hanya tidur selama 5,5 jam, kadar ghrelin mereka pun naik dalam waktu dua minggu. Para sukarelawan juga mengikuti diet rendah kalori dengan membatasi asupan kalori hingga 90 persennya untuk menjaga berat badan tanpa disertai olahraga.
Direktur penelitian dan asisten profesor di Universitas Chicago Plamen Penev mengatakan, “Jika tujuan Anda memang untuk mengurangi berat badan, melewatkan waktu tidur justru akan merugikan. Cukupnya waktu tidur terbukti menjanjikan penurunan berat badan dengan menghilangkan lemak tanpa olahraga sebesar 55 persen.” (Pri/OL-06)
0 komentar:
Posting Komentar